Bagaimana Instagram Membantu Menyusun Resepsi Pernikahan
Kekuatan
media sosial (medsos) saat ini udah nggak diragukan lagi. Cuma dalam dua tiga
kali klik kita bisa menyerap segudang informasi dari medsos. Salah satu
medsos yang paling sering aku akses adalah Instagram (IG).
Instagram
terasa manfaatnya ketika beberapa bulan lalu aku mau menikah. Saat
persiapan pernikahan, aku kerja di Malang, orang tua di Jogja, calon
suami di Jakarta, dan ortu calon suami di Tegal (fiuh!). Maka beberapa
persiapan dilakukan secara jarak jauh. Salah satunya soal resepsi
pernikahan.
Di sini aku
akan mengulas vendor yang aku gunakan jasanya ketika menyelenggarakan
resepsi. Hampir semuanya aku pilih berdasarkan contoh hasil kerja mereka
yang diposting di Instagram. Selain itu, salah satu pertimbangan
penting buatku adalah jarak tempuh si vendor jangan terlalu jauh dari
rumahku.
Semua vendor
yang aku gunakan jasanya ada di segmen medium. Artinya tidak murah tapi
juga tidak mahal. Sesuai prinsipku dan calon suami, resepsi tidak usah
mewah-mewah apalagi sampai menumpuk utang di sana-sini. Apa aja
vendor nikahan yang aku pakai kemarin? Cekidot di bawah ini.
1. Undangan
Bicara
soal desain dan variasi undangan maka Jogjalah gudangnya. Percetakan
yang menawarkan undangan lucu, kekinian, dan murah bertebaran di Kota
Gudeg ini. Bab cetak mencetak undangan akhirnya aku minta bantuan ke Kalimaya Invitation yang notabene punyanya temen adekku.
Sebenarnya pilihan pertama bukan di Kalimaya.
Aku
udah punya inceran 'tukang undangan' di Seturan dan Jalan Parangtritis.
Tapi pas aku datang ke sana ternyata kantornya lagi tutup. Di samping itu, order
undangan di 2 tempat itu ternyata kudu antre banget nget. Nggak heran
karena desainnya undangan kece badai dan baguz. Maka dicarilah alternatif lain dan pilihan jatuh ke Kalimaya.
Kalimaya ternyata juga punya desain-desain lucu dan harga jape methe (harga teman) pas aku pesen. Satu aja request suami buat desain undangan: simpel dan jangan norak. Undangan dengan desain vintage dan bahan kertas doff Kalimaya dibanderol sekitar Rp 4 ribuan per lembar. Cocok pokoknya!
Undangan pernikahanku yang didesain dan dicetak Kalimaya Invitation |
Di
undangan ini aku dan calon suami kala itu menyingkirkan sesi foto pre
wedding. Faktor utama karena kami saling berjauhan dan calon suami sibuk
kerja plus kuliah. Faktor lain karena dalam agama juga tidak ada tuntunan foto prewedd sebagai syarat sahnya pernikahan. Sehingga, uangnya bisa kita
alihkan untuk kebutuhan lain.
2. Souvenir
Dari
semua printilan resepsi, souvenir adalah yang paling bikin aku
semangat. Soalnya aku adalah pecinta pernak-pernik handmade dan doyan
bereksperimen dengan mesin jahit. Sempat terlontar ide aku mau jahit
sendiri souvenir untuk nikahan. Tapi ayah sama ibuk menentang soalnya
menyita banyak waktu dan rawan capek. Apalagi jarak penetapan tanggal
pernikahan dan hari-H cuma berjarak 3 bulan. Mefet banget kalo dikerjain
sambil liputan sehari-hari.
Fungsional adalah alasan kenapa aku suka souvenir dompet berbahan kain kanvas ini |
Untuk
souvenir aku percayakan pada Gelyse Wedding. Pertama nemu IG-nya
langsung bikin jatuh cinta. Karena selain menjual souvenir-souvenir
standar, Gelyse juga menyediakan souvenir handmade yang lucu-lucu. Suka
banget!
Salah satu model kipas spanyol di Gelyse Wedding |
Rentang harga di
Gelyse bervariasi. Mulai Rp 2 ribuan sampe puluhan ribu juga ada. Untuk
resepsiku, aku pilih dompet kanvas dan kipas spanyol. Semuanya ada di
kisaran harga Rp 4 ribu - Rp 5 ribu per buah.
3. Dokumentasi
Inilah
pencarian yang menyita waktuku paling banyak. Tahu sendiri sekarang
orang yang menyediakan jasa poto2 seabreg banyaknya. Setelah ceki-ceki
IG, aku memilih Alceo.
Aku ambil Alceo di detik-detik terakhir persiapan nikahan karena vendor sebelumnya very slow response hingga akhirnya DP foto dikembalikan utuh. Jangan lupa selalu waspada pilih-pilih vendor ya. |
Fotografer
Alceo, Mas Rahmat, masih sepantaranku. Makanya ketika diskusi foto
kayak apa yang aku pengen pas resepsi obrolannya bisa asik. Hasil fotonya
lumayan bagus. Sayangnya ketika dicetak di wedding book beberapa foto
terlihat kurang tajam. Aku pikir kekurangan itu ada di kualitas
percetakannya. Soalnya ketika dicetak untuk album foto biasa, semua
fotonya bagus dan tajam.
Sebenernya
buat jasa foto ada tawaran bantuan dari beberapa temen. Dengan
profesiku di dunia jurnalistik, aku punya banyak temen-temen fotografer.
Tapi sayangnya semua ada di luar Jogja. Yang di Jogja juga ada sih, tapi ternyata doi udah tutup lapak jadi fotografer manten karena alat-alatnya udah dijualin.
Ada
juga temen yang menawarkan wedding cinematic dan hasilnya aku akui
emang bagus. Tapi lagi-lagi lokasi dia ada di luar kota. Setelah diitung-itung biaya akomodasi ditambah biaya
jasa buat mereka hasil angkanya justru membengkak. Hahaha..
Aku
nggak akan menego harga serendah-rendahnya hanya karena mereka teman.
Stand by seharian untuk motret, nge-shoot dari subuh untuk bikin
wedding cinematic, itu capek. Belum lagi ngedit-ngeditnya. Itu semua
butuh ilmu serta tenaga nggak sedikit. Aku nggak pengen mereka malah jadi 'kerja bakti'. Ini kenapa malah jadi curhat.
4. Catering
Di
resepsi manapun, hal yang paaaling diperhatikan tamu adalah makanan.
Buat yang punya hajat, jangan sampe makanan habis padahal tamu masih
mengalir datang. Rasa makanan juga jadi faktor yang nggak boleh ditawar.
Urusan perut para tamu resepsi, aku serahkan sama Gina Catering.
Makan mie kocok lima mangkok biar nggak pingsan kalo pas resepsi ketemu mantan |
Tetanggaku yang sering manfaatkan jasa Gina memberi review bagus soal catering ini. Selain pengalaman Gina Catering udah banyak, alasan utama aku pilih Gina karena deket banget sama rumah. Hehehe...
Menunya
Gina buanyak dengan harga yang affordable. Mau menu yang tradisional
sampe modern ada semua. Rasa juga oke. Semua okelah menurutku. Owner
Gina juga ramah dan fast response.
Jangan pesen makanan dalam jumlah mepet buat jaga-jaga, biar tamu resepsi nggak cuma datang salaman sama manten aja. Ahaha... |
Tapi,
ada tapinya. Pelayan-pelayan yang bantu di Gina pas resepsiku terlalu
cepat membereskan makanan. Menurutku sebaiknya klien diberi toleransi
setengah jam dari jadwal selesai acara harusnya masih bolehlah. Tapi ini
pas di jam selesai acara sesuai undangan, saat itu pula makanan
diberesin. Padahal masih ada tamu yang makan di situ. Kesannya kayak
kurang sopan aja gitu karena makanan juga masih banyak di meja.
Oiya,
beberapa hari setelah resepsi Gina Catering ngasih aku dan suami
kejutan. Gina memberi kami kado pernikahan berupa satu set tupperware (yang sampai saat ini masih terbungkus rapi karena banyak yang kasih
tupperware sampai kita bingung kapan makeknya :D). Terima kasih Gina
Catering :*
5. Make Up
Sejak
awal merencanakan pernikahan, aku udah mengincar Griya Rias Anna di
Jalan Magelang. Ini berawal dari tetanggaku yang menikah menggunakan
jasa Griya Rias Anna dan hasilnya bagus. Ketika itu aku yang masih gadis jadi among tamu juga
udah merasakan dirias oleh Griya Rias Anna.
Dirias oleh Griya Rias Anna. Maapkan jika struktur wajah model tidak mendukung. :p |
Sebagai
penata rias, Mbak Anna bisa bersikap luwes dan renyah ketika menangani
calon manten. Hasil make up nya oke dan tanpa kerok alis. Kerok alis sangat aku hindari karena dilarang dalam Islam. Aku meluncur
ke IG Griya Rias Anna sekadar buat liat-liat aja karena awalnya tau
secara langsung.
Aslinya cuma mau pamer kemesraan berkedok pamer hasil riasan resepsi |
FYI, foto2 di IG-nya menurutku nggak merepresentasikan hasil rias Mbak Anna
secara maksimal. Akan lebih baik kalau yang diunggah adalah hasil
jepretan profesional daripada swafoto (selfie). Kalo pengen tau lebih soal
hasil riasan Mbak Anna mending cek langsung ke TKP di Jalan Magelang. Di
sana ada banyak foto-foto hasil riasan Mbak Anna dengan gambar yang
lebih jelas dan ciamik.
Salah satu baju di Griya Rias Anna |
6. Dekorasi dan Tenda
Resepsi
pernikahanku digelar di joglo milik Mbah Kartini yang ada di depan
rumah. Alhasil biaya yang dikeluarkan Rp 0 untuk sewa tempat karena kami
adalah tetangga baik. Uwuwuw... Meski begitu dekorasi dan tenda tetep harus cari sewaan. Aku merogoh kocek sekitar Rp 6 jutaan buat dekor dan tenda.
Sengaja
pilih tenda serba putih karena tema resepsi tradisional dan minimalis. Bonusnya kalau milih warna putih, kami dapat harga lebih murah daripada harga sewa tenda yang
warna-warni. Dekor dan tenda ini aku dapet dari temennya temenku. Lokasinya di Kronggahan, Sleman.
Sudah halal sudah boleh begini |
Yaaassshh!
Kira-kira seperti itulah vendor-vendor yang aku pakai ketika menggelar
resepsi. Sebagai gambaran, total biaya yang dibutuhkan untuk menggelar resepsi sekitar Rp 35 -
Rp 40 jutaan. Aku nggak bisa sebutkan angka pastinya karena emang nggak
dihitung banget. Budget itu udah
termasuk band pengisi resepsi. Band itu juga dapetnya murah nggak sampai
Rp 1 juta karena bantuan temen adekku.
Dengan
kondisi aku cuma bisa pulang ke Jogja paling cepat 2-3 pekan sekali,
Instagram membantuku banget nyari vendor resepsi. Biar menghemat waktu,
aku telusuri Instagram untuk cari tau vendor-vendor mana yang oke
untuk resepsi pernikahan. Ketika pulang ke rumah, aku udah punya
gambaran ke mana aku survey vendor dan nggak butuh waktu lama untuk
menentukan pilihan.