Senin, 15 Juni 2015

Separuh Jalan

Ancaman kenyamanan adalah ketumpulan. itu yang saya rasakan akhir-akhir ini. Di kala frekuensi liputan tidak sepadat dulu dan banyak waktu longgar, saya merasa ilmu saya justru tidak berkembang. Kehidupan yang terlalu santai ternyata membosankan. Gawatnya ketumpulan ini mengancam sederet target yang sudah dengan semangat saya kumpulkan di awal tahun.

Waktu tak pernah mau menunggu. Tahu-tahu 2015 sudah separuh jalan dan kurang dari seminggu memasuki bulan puasa. Dalam sebuah sambungan telepon dengan seorang sahabat di pengujung 2014, kami berdua sama-sama menceritakan target masing-masing di tahun yang akan datang. Kami saling menyemangati. Namun juga saling mencaci. Kita pasti sepakat manusia tidak hanya tumbuh dari pujian.
Picture taken from here

Enam bulan berlalu dan sudah saatnya menengok lagi apa-apa yang belum dikerjakan di paruh kedua tahun kambing ini. Dia sudah meraih beberapa target, saya pun demikian.

Ada target-target mahapenting semisal karier, tabungan, atau (ehm...) cinta. Ada juga bahasan penting-nggak-penting soal tingkat kerajinan berolah raga, makanan enak apa yang harus dicoba, sampai berapa kali terlambat bangun pagi. Menaruh harapan adalah hal yang sangat manusiawi.

Apa gunanya target dan harapan? Tentu saja agar jadi orang yang selalu maju. Saya ingin jadi orang yang tahu apa yang saya mau. Sepuluh tahun dari sekarang saya harus tahu akan menjadi orang yang seperti apa dan menjalani kehidupan yang bagaimana. Terlalu muluk? Bisa ya bisa tidak. Kalau kata ibu, saya ini orangnya terlalu simetris. Hihihi...

Yang namanya cita-cita, setiap orang pasti punya.

Dengan menaruh harapan kita jadi tahu di jalur mana kita harus berjalan.

Saya pribadi bukan orang yang suka memberi motivasi buat orang lain. Saya orang yang selalu menolak jika disodori buku-buku motivasi dengan cerita-cerita pendek penuh hikmah. Saya juga tidak suka menonton video-video para motivator. Saya lebih suka membaca biografi orang terkenal. Sebab apa yang dituangkan dalam sebuah biografi adalah hal konkret yang benar-benar terjadi. Agak sinis memang tapi menurut saya jejalan kata-kata mutiara dari motivator tidak akan berpengaruh apa-apa. Karena, yang paling penting adalah niat dari dalam sendiri.

Masih ada enam bulan sebelum 2015 mencapai pucuknya.



Keep on writing~

0 komentar:

Posting Komentar